coretan tanganKu

HAL TERSULITKU yang telah di takdirkan sebagai putri tunggal,,,,,,,,,,,

Kelahiran anak perempuan, yang pada masa jahiliah ( sebelum lahirnya nabi Muhammad ) dianggap sebagai aib keluarga, sehingga pada masa itu, jika saat istri ketahuan melahirkan anak perempuan sang suami segera menguburkan bayi itu hidup – hidup, ternyata falsafah ini salah dalam islam, karena dalam islam membahagiakan anak perempuan lebih utama dari pada anak laki – laki.Hal ini di sebabkan karena banyak keutamaan yang di berikan Alloh kepada wanita dari pada lelaki, misalnya saja wanita memiliki rahim, sedangkan laki – laki tidak, karena wanita memiliki sifat penyayang yang lebih daripada lelaki, hal ini karena kata “ Rahim “ yang masih satu suku kata dengan “ Rohmah “ yang artinya penyayang.
Beruntunglah aku sebagai, satu – satunya anak perempuan dalam keluargaku dan anak tunggal, sudah lumrahnya kasih sayang ibu dan bapakku hanya tertuju padaku semata, sejak aku kecil ibuku selalu berusaha semaksimal mungkin yang terbaik untukku, bahkan sebelum aku lahir, ibuku sudah memperbanyak makanan – makanan yang bergizi agar aku bisa lahir sehat dan tentunya ibu juga menjaga kandunganya untukku, agar aku selalu merasa nyaman disana, peran bapak juga tidak bisa disampingkan begitu saja, bapak cari uang dengan jadi guru SD di Desa sebelah melewati jalan terjal setapak nan berbatu, hanya untukku, untuk menanti kelahiranku, padahal setelah aku lahir justru kesulitan – kesulitan lainnya menanti gara – gara aku, namun karena cinta mereka yang tulus mampu mengalahkan semuanya.
Setelah aku lahir, ibuku secara eklusif memberikan ASI nya untuku, dengan terus memperhatikan asupan gizinya apakah sudah cukup buatku, mereka selalu mengupayakan semaksimal mungkin terbaik untukku sesuai dengan kemampuan mereka saat itu yang masih merintis karier, apalagi saat itu gaji seorang guru SD yang tidak seberapa. Namun alhamdulillah, segalanya tercukupi.
Selama masa pertumbuhanku orang tuaku tak pernah mengabaikan masalah asupan gizi untukku, setelah habis masa ku minum ASI eklusif, orang tuaku menggantinya dengan susu formula, masih terekam dalam ingatanku setiap kali ibu membelikanku susu formula selalu berhadiah buku dongeng, hingga akupun mengoleksi semua serinya.Saat aku sudah mulai agak besar ibuku selalu membuatkan aku nasi tim yang kaya akan serat yang terdiri dari nasi, wortel, dan sayuran lainnya,lalu nyuapin aku sambil bermain dan kejar - kejaran dengan kelincinya tetanggaku, (ah, masa – masa itu, inginku mengulanginya).
Ketika aku sudah menginjak usia pra – sekolah, ibuku sudah mengajariku baca tulis, dan berlangganan majalah bobo untukku,semuanya untuk membuatku senang, hampir segala keinginanku beliau turuti, ketika itu sedang musim film anak – anak TELETUBBIES, dimana salah satu pemainnya yaitu Po yang begitu imut dengan skuternya, akupun menginginkan skuter itu biar aku juga kelihatan imut, hhehehe,dan tanpa di sangka sore itu ibuku membelikanku skuternya Po, aku begitu senangnya, namun setelah ku mainkan beberapa hari saja aku sudah bosan, dan tak pernah aku mainkan lagi hingga kini ( kalo main skuternya sekarang pasti keliatan makin imut,, hehehheh )
Kalau bapak, lain lagi critanya beliau suka menghiburku dengan lagu – lagu gending Jawa yang beliau bawakan dengan gitar usangnya, yang hingga kini masih berfungsi baik,Adapun lagu – lagu itu misalnya Anoman Obong, Turi Putih dan ilir – ilir serta beberapa lagu khas osing yang aku tak tahu apa judulnya. Dan siang itu, saat beliau baru pulang dari kerjanya beliau membawakanku seekor kupu – kupu besar yang cantik, yang beliau tangkap di sawah saat pulang kerja, namun beberapa saat setelah itu, si kupu – kupu mati, aku sedih banget.begitulah hal – hal kecil yang bapak lakukan untuk membuatku senang, dan bapak pula yang melatihku naik sepeda gayung hingga bisa, dengan sabar beliau mendorongku dari belakang, dan akhirnya akupun bisa menaikinya
Saat aku jatuh sakit, ibulah orang yang pertama kali khawatir akan kondisiku, segala macam pengobatan terbaik beliau lakukan hanya untukku, pernah saat itu, saat gigiku untuk pertama kalinya goyang dan hampir copot namun aku tak berani mencopotnya, ibuku mengajakku ke dokter gigi hanya untuk mencabutnya, setelah itu beliau membelikan aku es krim kesukaanku, saat aku kesakitan radang telinga, ibuku orang yang paling tak tega melihatku meringis kesakitan menahan sakitnya, hingga ia pun berujar “ seandainya saja ibu bisa menanggung sakitnya, ibu akan menanggungnya nak?”.
Untuk Pendidikanku ibuku juga yang memilihkan, beliau pilih yang terbaik menurutnya walaupun untuk pemilihan SMA ku sempat kontroversional juga keputusan ibu, karena ibu ingin aku di SMF Jember, sedangkan aku ingin dan sudah diterima di SMA GLAGAH Banyuwangi, namun akhirnya aku turuti juga yang di Jember,karena ibu hanya ingin yang terbaik untukku, prinsipnya ibu hanya 1, yakni ibu ingin aku bisa lebih baik dari ibu. Oleh karenanya ibu ku merelakan berpisah denganku, putri semata wayangnya, untuk menimba ilmu di luar kota. Namun kasih sayang beliau masih terasa karena untuk uang bulanan tak pernah telat.
Saat aq sudah di Jember pengorbanan Bapak harus di uji ketika hendak menerima rapot di akhir semester, beliau berangkat subuh dengan motornya, di pagi buta itu dia begitu semangat ke jember hanya untuk mengambilkan rapot anaknya, dan setiap sabtu beliau harus stand by di stasiun karang asem untuk menjemputku pulang ke rumah.
Menjelang aku memasuki gerbang kuliah ibuku orang yang paling bingung, apa lagi menanggapi kesulitanku, karena aku anak SMK,yang merasakan kesulita mengerjakan soal – soal anak SMA, beliau merasa bersalah, namun beliau mengupayakan aku untuk mengikuti bimbel tak peduli berapa rupiah yang harus ia kucurkan. Hingga ketika aku di vonis keterima di fakultas Farmasi UJ, ibulah orang yang pertama paling gembira, hingga ia menangis terharu.
Semua pengobanan ibu dan bapak hanya untukku semata, tak terhitung lagi betapa banyak pengorbanan mereka untukku, namun apakah balasanku untuk mereka, yang selalu berusaha untuk membahagiakan aku, mereka yang selama 18 tahun ini membersamaiku memahami setiap fase – fase pertumbuhanku, sejak aq masihh kecil dengan kenakalanku, sampe aku dewasa tag pernah henti untuk menyusahkan mereka, membuatnya berada dalam sebuah masa – masa yang sulit.
Kini aku udah beranjak dewasa, tak pernah sekalipun aku bisa membalas jasa – jasa mereka yang tentunya tak ada kalkulator yang dapat menghitungnya, karena terlampau banyak jasa baik mereka untukku, namun seiring dengan berjalanya waktu ada satu hal yang terus membebani pikiranku, yakni jika nanti aku menikah dan harus tinggal bersama suamiku, lantas bagaimana dengan orang tuaku???
Terkadang aku merasa tidak adil, kenapa dalam islam, seorang wanita yang udah menikah, menjadi hak sepenuhnya oleh suami, namun suami masih menjadi hak atas orang tuanya terutama ibunya. Seandainya aku tahu sejak aku sebelum lahir, pasti aku akan minta terlahir sebagai anak lelaki, sehingga bisa terus di miliki oleh keluarga, terutama ibunya,,( ah, sudahlah tag ada untungnya juga menyesali takdir ). Rasanya tidak adil banget, kenapa kita ( wanita ) harus tinggal bersama seseorang lelaki yang baru dalam hidup kita, sedangkan orang tua kita yang sudah bertahun – tahun membersamai kita, dan telah berjuta – juta membiayai hidup kita harus kita tinggalkan karena tugas istri yang paling utama adalah mengabdi pada suami.
Tak terbayang olehku, jika nanti aku harus berjodoh dengan seseorang yang jauh rumahnya,atau yang harus kerja di luar kota Banyuwangi, dan sudah menjadi mimpiku nanti aku mau jadi seorang istri yang sholehah yang akan mengabdi kepada suami dan akan membersamainya dalam keadaan apapun, tentunya aku akan bersamanya, dimanapun dia, namun aku juga tak lupa dengan kedua orang tuaku yang telah susah payah merawatku, namun tidak mungkin aku mengajak serta mereka, karena mereka juga sudah punya kehidupan sendiri disini, aku pasti akan sangat dilema, aku ingin terus bersama orang tuaku, dan ingin merawatnya dengan penuh cinta,sebagaimana mereka merawatku sejak kecil.
Bukan inginku untuk menjadi anak perempuan satu – satunya, mungkin kebanyakan orang mengira bahwa menjadi anak tunggal itu menyenangkan, karena semua kasih sayang tertumpah seluruhnya kepada anak tunggal,, memang sih aku merasakan itu, tapi tanggung jawab anak tunggal juga akan menjadi berat saat ia harus merawat orang tuanya kelak, karena tak ada yang membantunya, terlebih lagi anak perempuan, yang harus tinggal ikut bersama dengan suaminya, jika saja suaminya baik dan mau untuk tinggal bersama dengan ibu – bapak di rumah, atau setidaknya punya rumah yang jaraknya masih terjangkau dengan rumah orang tua itu menjadi hal yang menyenangkan, namun jika ternyata suamiku kelak dari luar kota, dan ibu mertuaku memintanya untuk tinggal disana agar bisa senantiasa dekat dengan ibunya, apa daya ku untuk menolak keputusan itu, bukankah anak laki – laki masih menjadi hak ibunya, sekalipun ia sudah menikah. ( ah, memang tak adil semuanya bagiku ).
Idealnya memang mempunyai anak itu lebih dari satu, dan ternyata anjuran Rosullulah untuk mempunyai banyak keturunan itu benar, maksudnya selain agar semakin banyak umat islam yang menyeru panji – panji agama Alloh, maksud lainnya lagi adalah agar jika tua kelak ada yang merawat. Berbahagialah mereka yang mempunyai anak banyak, walaupun ketika membiayai hidup anaknya ukuliah membutuhkan pengorbanan yang lebih besar daripada hanya merawat anak tunggal, namun ketika semua anaknya telah sukses semua, betapa dia merasakan manisnya perjuangan merawat anak – anaknya, banyak sekali cerita – cerita yang seperti itu, misalnya sepasang suami istri yang memiliki 3 orang anak, dan ketiga anaknya telah sukses menjadi dokter,farmasis, dan perawat, tentulah masa tua sepasang suami istri ini akan terjamin asalkan ketiga anaknya tadi itu merupakan anak – anak yang berbakti kepada orang tua, kalo tidak yah sama aja punya anak banyak tapi justru lupa kepada orang tuanya, namun aku memiliki tekad dalam hati walaupun aku hanyalah seorang diri untuk membahagiakan orang tuaku, aku akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan mereka, agar mereka tidak merasakan penyesalan mempunyai anak hanya satu.
Namun tak banyak pula yang orang yang mempunyai banyak anak, namun hidup masa tuanya tak bahagia pula, misalkan saja anak banyak tapi mereka hidupnya kesusahan semua tentulah orang tua juga akan merasakan kepedihan hidup anaknya. Jika sudah seperti ini, rasanya memang benar bahwa semuaNya Alloh lah yang menentukannya, tak ada yang tahu akan masa depan seseorang, walaupun dia yang mengklaim dirinya sebagai peramal sekalipun, dan Alloh juga telah berpesan bahwa apapun yang menurutmu buruk, belum tentu buruk bagimu,bisa jadi Alloh menyimpan kebaikan dibalik semua itu, ataupun saat apa – apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan keinginan kita, ingatlah pasti Alloh akan mempunyai rencana yang jauh lebih baik dari itu, jadi saat apapun yang kita harapkan tak sesuai dengan keinginan kita tak usah terlarut dalam kesedihan karena Alloh tidak akan pernah meninggalkan kita.
Tapi Alloh juga tak pernah melarang kita untuk berhenti berdoa dan berharap, tentunya disertai dengan usaha pula, oleh karena itu ijinkanlah aku berharap dan terus berdoa agar Alloh memberikanku Jodoh yang sholeh, insyaAlloh jika dia sholeh, dya tidak akan egois untuk memiliki aku sendirian, tentunya juga akan ingat kepada kedua orang tuaku tercinta yang masih berhak pula memiliki aku, dan semoga dia orang banyuwangi aja, kalopun dia orang luar kota atau bahkan luar negeri ( siah, berharap dapet bule mode : on ) , dia mau untuk tinggal dan menetap di Banyuwangi, agar aku senantiasa dekat dengan orang tuaku, dan jika kelak aku telah menjadi seorang istri aku inginya menjadi istri yang sholehah yang akan mengabdi setaat mungkin kepada suami ( tentunya suami yang sholeh ) dan memiliki banyak anak darinya, setidaknya lebih dari satu dan aku ingin punya anak laki – laki agar hak kepemilikanku bisa selamanya kepada anakku yang laki – laki, dan semoga kelak Aku bisa menjadi seseorang yang sukses, serba berkecukupan materi sehingga meskipun punya banyak anak aku tetap bisa memberikan fasilitas terbaik untuk mereka,tak hanya itu aku pengenya dengan rejeki yang akan Alloh titipkan nanti kepadaku juga bisa memberikan kebahagiaan untuk sesamanya, amieen,,,,
Ternyata banyak juga harapanku, tapi aku akan terus berdoa dan berusaha dengan cara aku akan terus berupaya untuk menjadi seseorang yang sholehah, karena semua hanya mimpi belaka bagiku yang mendambakan suami yang sholeh tapi diriku sendiri belum sholehah, bukankah Alloh telah berfirman bahwa Wanita yang baik hanya Untuk lelaki yang baik. Namun kembali lagi semuanya aku pasrahkan padaMu ya Alloh, hanya Engkaulah yang tau rahasia hidup masing – masing hambamu ini, hanya Engkaulah sang Maha pengatur Hidup, aku tak mau menggurui Tuhan dalam menentukan hidupku, biarlah semuanya tetap menjadi rahasiaNya dan akan ku biarkan hingga indah pada waktunya.
Namun aku berharap agar semua impianku ini bisa jadi nyata, so buat para pembaca catatanku ini bantu aku untuk meng AMIN i doa- doaku ini yahh,, sekalian es aq minta doanya juga,,,,,,,,

-BanJar, 24 aPriL 2011 ( 1: 28 )
Seseorang yamg masih bingung mencari cara untuk membahagiakan orang tua
- NiNa Wijiani -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar